YABaKi mengucap Terima Kasih kepada Sahabat YABaKi bernama Shelina
yang menyunting modul ini.
Video pengantar untuk artikel ini: https://youtu.be/pmMFzRyOvv8
Walau pun Roma 12:1-2 sering dihafal di Indonesia, ayat ini juga sering disalah tafsirkan. Arti yang dimengerti oleh kebanyakan pembaca di Indonesia tidak sama dengan arti yang dimengerti oleh para pembaca pertama pada zaman Paulus, mau pun yang dimengerti oleh para pembaca terjemahan bahasa Inggris di zaman ini. Hal ini tidak mengherankan karena kedua ayat tersebut tidak gampang untuk diterjemahkan. Mari kita gali harta karun dalam kedua ayat ini!
Roma 12:1-2 Terjemahan Baru:
1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:
itu adalah ibadahmu yang sejati.
2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12:1-2 Teks Yunani Byzantium:
1 Παρακαλῶ οὖν ὑμᾶς, ἀδελφοί, διὰ τῶν οἰκτιρμῶν τοῦ ϑεοῦ, παραστῆσαι τὰ σώματα ὑμῶν ϑυσίαν ζῶσαν, ἁγίαν, εὐάρεστον τῷ ϑεῷ, τὴν λογικὴν λατρείαν ὑμῶν,
2 καὶ μὴ συσχηματίζεσθαι τῷ αἰῶνι τούτῳ, ἀλλὰ μεταμορφοῦσθαι τῇ ἀνακαινώσει τοῦ νοὸς ὑμῶν, εἰς τὸ δοκιμάζειν ὑμᾶς τί τὸ ϑέλημα τοῦ ϑεοῦ τὸ ἀγαθὸν καὶ εὐάρεστον καὶ τέλειον.
Mari kita mulai dengan frasa yang sering menimbulkan kesalahpahaman— yaitu frasa ini di ayat 2:
“berubahlah oleh pembaharuan budimu” (TB)
Dalam bahasa Yunani:
ἀλλὰ μεταμορφοῦσθαι τῇ ἀνακαινώσει τοῦ νοὸς ὑμῶν,
Alla metamorphousthe te anakainosei tou noos hymon,
Tetapi ditransformasikan (the) pembaruan (the) pikiran kalian
Dalam presentasi yang sering saya bawakan di berbagai STT dan kelompok persekutuan hamba TUHAN, saya selalu bertanya, “Apa arti ‘budi’?” Biasanya para peserta segan memberi arti, tetapi akhirnya memberikan definisi ini: Budi adalah ‘kebaikan seseorang’ atau ‘nama baik’ (Beberapa orang yang bernama Budi juga memberi arti yang sama). Lalu saya bertanya, “Siapa yang bertanggungjawab untuk melaksanakan ‘berubahlah oleh pembaharuan kebaikanmu’?” Selalu saya terima jawaban, “Kita bertanggungjawab melakukan hal itu.” Tetapi itu salah! Mohon setiap orang yang mempunyai Alkitab TB menulis ‘akal’ sebelum ‘budi’!
“berubahlah oleh pembaharuan akal budimu”
KSI lebih tepat dengan menerjemahkan sebagai berikut:
“berubahlah berdasarkan pembaruan pikiranmu” (KSI)
Dan dalam bahasa Inggris, kata noòs biasanya diterjemahkan dengan kata mind.”
“be transformed by the renewing of your mind.” (Bhs Inggris umumnya)
“let God transform you into a new person by changing the way you think.” (NLT)
Perhatikanlah, mind sangat berbeda dari budi!
μεταμορφοῦσθαι (metamorphousthai)= be transformed
Perhatikan juga bahwa kata ‘berubahlah’ tidak ada dalam teks bahasa Yunani. Yang ada adalah kata metamorfousthai, yang berarti ‘be transformed’ (perhatikan bahwa kata ini mempunyai bentuk pasif). Sebagian dari kesalahpahaman dalam ayat ini adalah bahwa pelaku dari kata kerja ‘berubahlah’ adalah kita sendiri. Seharusnya, terjemahan yang tepat adalah ‘be transformed’, dan Pelaku tersirat adalah Allah. “… be transformed (by God) by the renewing of your mind.”
Apakah Saudara pernah berusaha memperbarui pikiranmu? Pasti gagal! Pikiran/mind berbeda dari pendapat. Kita mampu mengubah suatu pendapat ketika terbukti salah. Dan kalau kita berusaha keras, mungkin kita bisa mengubah ‘budi/ nama baik’ kita di mata umum. Tetapi Saudara maupun saya tidak mampu dengan kekuatan kita sendiri untuk mentransformasikan pikiran kita— sampai kita menjadi seperti orang baru. Hanya Allah yang mampu melakukan proses transformasi ini! Di sini kita bisa melihat kesamaan dengan salah satu kiasan penting dalam PB— yaitu kelahiran baru. Satu ilustrasi yang powerful untuk memahami kata metamorfousthai adalah metamorphosis . Metamorfosis adalah proses transformasi yang terjadi ketika seekor ulat menjadi kupu-kupu.
Mari kita lihat kehidupan ulat yang ditransformasikan menjadi kupu-kupu. Apakah peran kita dalam metamorfosis ini? Apa maksud Paulus ketika ia mengajak kita untuk ‘be transformed’? Apakah syaratnya?
Mari kita kembali ke ayat 1:
Roma 12:1a
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,” (TB)
Dalam bahasa Yunani:
Παρακαλῶ οὖν ὑμᾶς, ἀδελφοί, διὰ τῶν οἰκτιρμῶν
Parakalo oun hymas, adelfoi, dia ton oiktirmon
Saya mendorong/ mengajak oleh karena itu kalian, saudara-saudara berdasarkan (the) kemurahan
ἀδελφοί (adelfoi) = brothers
Kita bisa menerjemahkan frasa di atas secara harfiah dalam bahasa Inggris, “I urge you, therefore, brothers (adelfoi)…” Dengan menyebut para pembaca/perdengar sebagai ‘Saudara-saudara (laki-laki)’, Paulus mengikuti kebiasaan orang Yahudi pada zamannya. Semua pengajaran di Sinagoge Yahudi selalu ditujukan kepada kaum laki-laki. Begitu juga dalam pertemuan para jemaat pertama— hal ini dapat kita lihat dalam khotbah-khotbah dalam Kisah Para Rasul. Para perempuan zaman itu pasti tidak tersinggung, karena mengerti bahwa kata ‘adelfoi’ meliputi seluruh jemaat. Maka Tim Penerjemah Albata menerjemahkan adelfoi dengan kata ‘kita’.
οὖν (oun) = oleh karena itu
Tetapi ternyata kata penghubung ‘oleh karena itu (oun)’ tidak merujuk kepada ajaran pada akhir pasal 11. Bahkan ‘oun/therefore’ tidak merujuk kepada ajaran dalam pasal 9-11, karena topik yang menjadi dasar dorongan berikut harus cocok disebut ‘rahmat (KSI)/kemurahan (TB)’ (oiktirmon). Roma pasal 9-11 mendiskusikan topik sampingan. Tetapi memulai di pasal 12, Paulus kembali kepada pokok pembicaraan yang utamanya, yang sudah berpuncak di pasal 8.
Dengan berkata Παρακαλῶ οὖν ὑμᾶς, ἀδελφοί, secara harfiah Paulus berkata “Oleh karena itu (oun), saya mendorong (parakalo) kalian (hymas), Saudara-saudara (adelfoi).” Sangat jelas dari kata ‘mendorong’ bahwa Paulus sudah memasuki bagian suratnya yang bicara tentang cara hidup yang pantas bagi orang-orang yang percaya semua pelajaran dalam pasal 1-11.
οἰκτιρμῶν (oiktirmon) = mercies
Di sini kita lihat suatu kelemahan bahasa Indonesia, yaitu dibanding dengan bahasa-bahasa lain, bahasa Indonesia kurang membedakan jamak dan tunggal. Kata oiktirmon / kemurahan bukan tunggal, tetapi jamak. Beberapa terjemahan dalam bahasa Inggris menerjemahkan ‘by the mercies of God’. (mercies = jamak, mercy = tunggal) Karena kelemahan bahasa Indonesia untuk membedakan hal seperti ini, kalau mau terjemahan jelas, terpaksa memakai lebih banyak kata. Karena itu TSI menerjemahkan, “Berdasarkan semua yang sudah saya katakan sebelumnya tentang berbagai cara Allah berbaik hati kepada kita, … ”
Roma 12:1b
“supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,” (TB)
παραστῆσαι τὰ σώματα ὑμῶν ϑυσίαν ζῶσαν,
Parastesai ta somata hymon thysian zosan,
Mempertaruhkan (the) tubuh kalian/mu kurban hidup,
παραστῆσαι (Parastesai) + ϑυσίαν (thysian) = mempersembahkan
Secara harfiah, frasa di atas dapat diterjemahkan, “mempertaruhkan tubuhmu (setiap pribadi masing-masing) sebagai kurban (yang) hidup.” Saya setuju dengan terjemahan TB, ‘mempersembahkan’. Dengan satu kata itu, TB menggabungkan kata parastesai dan thysian (mempertaruhkan dan kurban). Perhatikan bahwa kata parastesai sedikit berbeda dari ‘menyerahkan diri’. Kalau ‘menyerahkan diri’, terjadi kesan bahwa kita tidak mau melakukan apa yang dianjurkan. Arti di sini tidak begitu! Mempersembahkan tubuh kita adalah sesuatu yang kita rasa ‘masuk akal’ (logiken) karena hati kita digerakkan oleh “berbagai caranya Allah berbaik hati kepada kita.”
Tetapi bagaimana caranya kita akan mempersembahkan tubuh kita? Sebelum kita jawab, mari kita lihat frasa ini, yang mengatakan bahwa mempersembahkan tubuh kita adalah hal yang masuk akal.
Roma 12:1d
“Itu adalah ibadahmu yang sejati” (TB)
τὴν λογικὴν λατρείαν ὑμῶν,
(the) Logiken latreian kalian
Arti 1: spiritual worship kalian
Arti 2: masuk akal/ pantas pengabdian kalian
λογικὴν λατρείαν (logiken latreian) = pengabdian yang masuk akal
Melewati beberapa kata dalam bahasa Yunani untuk sementara, kita perlu diskusi arti logikèn latreian hymon, yang diterjemahkan dalam TB sebagai ‘ibadahmu (yang) sejati’. Kata latreian mempunyai arti lebih dekat dengan service dalam bahasa Inggris, dan dalam bahasa Indonesia lebih seperti pengabdian atau pelayanan kepada Allah. Kata ‘ibadah’ sering digunakan dengan arti pertemuan ibadah di gereja, dan itu bukan arti latreian di sini. Kata logikèn adalah akar historis dari kata logical dalam bahasa Inggris. Jadi pengabdian yang Paulus anjurkan adalah sesuatu yang masuk akal, dan Terjemahan Lama lebih pas ketika menerjemahkan dengan kata ‘patut’ daripada ‘sejati’ dalam TB.
Jadi Tim Penerjemah TSI memilih arti ‘pengabdian (latreian) yang masuk akal/pantas (logikèn). Dengan kata lain, berdasarkan berbagai caranya Allah sudah berbaik hati kepada kita, maka sudah sepantasnyalah kita membalas kebaikan hati-Nya.
Perubahan Susunan Frasa dari TSI Edisi 2.2 ke Edisi 2.3
Kalau Saudara sempat membandingkan TSI edisi 2.2 dan edisi 2.3, ada perubahan dalam kedua ayat ini.
Terdapat perbedaan susunan kalimat dan frasa dalam edisi 2.3. Edisi 2.2 lebih mengikuti urutan bahasa sumber, dan ayat 1 dan 2 masih terpisah. Dan terdapat perbedaan besar ini: Edisi 2.2 mengulangi syarat (bagian huruf tebal di atas) yang setiap pembaca perlu membuat sebelum mengalami pembaharuan pikiran. Kenapa mengulangi itu?! Itu dibuat karena dalam pemeriksaan, Tim Penerjemah melihat bahwa para pembaca cenderung tidak menghubungkan syarat yang Paulus memberikan di ayat 1 dengan keajaiban yang sebagai akibat dari melakukan syarat tersebut. Dalam edisi 2.3, frasa dan kalimat disusun supaya syarat dan akibat berdekatan, dan syarat tidak lagi perlu diulangi seperti di edisi 2.2.
Apakah keputusan Anda?
NLT menerjemahkan dengan tepat dan sangat sederhana: “let God transform you into a new person by changing the way you think.” Inilah rahasia yang saya mau bagikan dengan Saudara: Syarat untuk kita memulai proses pembaharuan dari Allah adalah bahwa kita mengambil keputusan seperti ini dan berdoa, “Ya TUHAN, aku mempersembahkan tubuhku sebagai kurban bagi-Mu!” Dengan kata lain, kita menganggap diri kita seperti sudah mati, karena disalibkan bersama dengan Penyelamat kita— biar pun kita masih hidup. Mengambil keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang gampang. Silakan merenungkan hal ini dan membaca Kolose pasal 2-3 dan Efesus 2. Berdoalah agar mendapat hikmat untuk mendalami konsep kurban persembahan tubuh ini. Ingatlah, binatang yang menjadi kurban harus mati. Semakin kita bisa menghayati konsep bersatu dengan Kristus dalam kematian-Nya, semakin hati kita disiapkan untuk transformasi yang hanya Allah mampu melakukan!
Penerjemahan TSI
Sekarang saya mau menjelaskan beberapa hal penting tentang TSI dan dua terjemahan lain yang dikutip dalam artikel ini: Janganlah menganggap saya berkata bahwa TSI adalah benar dan kedua terjemahan lain itu salah. Sama sekali tidak! TB dan KSI adalah terjemahan secara harfiah, sedangkan TSI adalah terjemahan berdasarkan arti. Terjemahan harfiah seperti TB/KSI berguna karena mencerminkan bentuk dari bahasa sumber Alkitab secara kata demi kata. Tetapi terjemahan seperti itu tidak mungkin menunjukkan arti dengan jelas dan wajar dalam bahasa Indonesia. Penting sekali kita mengingat: Kedua jenis terjemahan tersebut saling melengkapi. Albata berharap Saudara akan menolong memberitakan bahwa sebaiknya setiap orang percaya menggunakan lebih dari satu jenis terjemahan Alkitab.
Saya memulai modul ini dengan berkata bahwa kedua ayat ini tidak gampang untuk diterjemahkan. Dan itulah sebabnya TSI menggunakan beberapa metode terjemahan yang dapat dikatakan berani, dan ada yang akan katakan drastis. Kedua ayat ini menunjukkan beberapa cara mengungkapkan makna yang tidak sering dilakukan dalam terjemahan berdasarkan arti:
- Caranya hal rohani dilakukan (mempresentasikan tubuh sebagai kurban hidup) dapat diungkapkan dalam kutipan. Dalam terjemahan ke dalam bahasa Orya dan banyak bahasa daerah di Papua, penggunaan kutipan untuk mengungkapkan niat, alasan, atau pikiran sering dilakukan. Tetapi teknis ini tidak sering diperlukan dalam TSI.
- Frasa dan kalimat dapat disusun dengan cara berbeda dari urutan yang terdapat dalam bahasa sumber Alkitab. Perubahan susunan bisa dibuat supaya kalimat menjadi lebih wajar, atau seperti di kedua ayat ini, supaya hal-hal yang berkaitan bisa dibuat lebih nyata bagi para pembaca. Frasa-frasa juga bisa disusun kembali supaya kejadian-kejadian dalam suatu cerita dapat diberikan sesuai urutan waktu.
- Hal di atas bisa menyebabkan kombinasi ayat.
Kedua ayat ini juga menunjukkan beberapa cara mengungkapkan makna yang sering dilakukan oleh Tim Penerjemah Albata:
- Dalam PB, adelphoi/ brothers sering diterjemahkan sesuai pengertian bahwa dalam zaman Alkitab, kata ini digunakan secara generik. Jadi TSI menerjemahkan dengan ‘saudara-saudari’, dan juga bisa menerjemahkan ‘kita’.
- Karena bahasa Indonesia kurang membedakan antara jamat/tunggal, jenis pria/perempuan, dan masa (future, past, present, berulang kali, dll.), maka hal-hal seperti itu dijelaskan dalam TSI. Hal itu berarti bahwa terjemahan perlu menggunakan lebih banyak kata daripada bahasa sumber Alkitab.
- Hal-hal tersirat dalam bahasa sumber Alkitab dapat dibuat tersurat dalam terjemahan berdasarkan arti. Sering lebih jelas kalau bentuk pasif (seperti ditransformasikan) diterjemahkan dengan pelaku tersurat dan kata kerja aktif (Allah mentransformasikan).
Cara dan teknis ini dapat digunakan untuk menolong menyampaikan arti dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa-bahasa daerah di Indonesia, karena kita menyadari bahwa perbedaan sangat jauh antara bahasa sumber Alkitab dan bahasa sasaran zaman sekarang, dan perbedaan kebudayaan sangat jauh juga. Tetapi satu hal tidak diubah dengan sembarangan: Struktur logis dari bahasa sumber tidak diubah. Ini berarti bahwa sedapat mungkin kata penghubung yang terpenting akan mirip dalam artinya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Kata-kata penghubung seperti ini dianggap penting:
- oleh karena itu
- itulah sebabnya
- sesudah itu … lalu
- maka
- dengan demikan
- bahkan
- walaupun/biarpun
Kata penghubung yang berarti ‘dan’ dalam bahasa Ibrani dan bahasa Yunani sering tidak perlu diterjemahkan. Kedua bahasa sumber Alkitab menggunakan kata yang diterjemahkan ‘dan’ dengan cara yang sering kurang wajar dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Catatan:
Ketika Roma 12:1-2 dikhotbahkan, sering kali ‘berubahlah oleh pembaharuan budimu’ disalahtafsirkan. Biarpun begitu, biasanya yang diajarkan sebenarnya tidak berlawanan dengan Firman TUHAN, karena ada ayat lain yang bisa mendukung ajaran ‘berubahlah budimu’:
2 Korintus 7:1 KSI
1 Karena kita telah memperoleh janji-janji itu, hai Saudara-saudara yang kukasihi, marilah kita menyucikan diri kita dari segala hal yang dapat menajiskan tubuh maupun ruh, sambil menyempurnakan kesucian kita dalam ketakwaan kepada Allah.
2 Korintus 7:1 TSI
1 Saudara-saudari saya yang terkasih, oleh karena Allah sudah memberikan janji-janji yang sungguh manis, maka sudah sepantasnyalah kita berusaha menjaga tubuh dan roh kita supaya bersih dari semua hal yang najis. Takut dan hormatlah kepada Allah! Oleh karena itu marilah kita semakin disempurnakan menjadi semakin seperti serupa Allah dalam kekudusan-Nya.
Phil Fields datang ke Indonesia dengan istrinya (Gale) dan ketiga anak mereka (David, Rachel, dan Hannah) pada bulan Oktober tahun 1983. Proyek terjemahan mereka yang pertama adalah Perjanjian Baru dalam bahasa Orya. Suku Orya terdiri dari sekitar 2000 penduduk yang tinggal di daerah berbukit-bukit yang luas— memulai dari dekat tempat transmigrasi Bonggo dan sampai Taja dan Wamho.
Hobby Pak Phil adalah main musik dengan Irish flute, penny whistle, clarinet, dan saxophone. Situs lain yang dimilikinya termasuk clarinetpages.net dan dailybiblereading.info.